Pada black box / kotak hitam
pesawat terdapat Alat perekam memiliki sistem sinyal darurat berupa sinyal “ping” yang bisa digunakan untuk
mendeteksi lokasinya. Jika tenggelam di air, sinyal segera dikirim secara
otomatis sampai 30 hari, tergantung pada kapasitas baterai. Untuk
mendeteksi posisi black box di bawah air, tim pencari bisa menggunakan bantuan
mikrofon bawah air dan detektor sonar.
Beberapa teknologi yang dipakai untuk mendeteksi keberadaan
blackbox antara lain :
Pinger
Detector
Alat
emergency yang dimaksud Tatang adalah Underwater Locator Beacon (ULB) yang
menempel di black box yang mengeluarkan sinyal darurat. Pinger detector
selanjutnya akan mendeteksi bunyi tersebut. Bisa mendeteksi suara hingga 200 meter.
Remote Operator Vehicle (ROV)
Bila lokasi black box sudah diketemukan, maka robot yang disebut Remote Operated Vehicle (ROV) akan digunakan. Alat ini akan mengangkat benda-benda dalam laut yang dalam. ROV digunakan untuk banyak hal di dalam air, beberapa di antaranya untuk kepentingan eksplorasi minyak lepas pantai, termasuk perakitan pipa, elektronik, dan konstruksi.
Remote Operator Vehicle (ROV)
Bila lokasi black box sudah diketemukan, maka robot yang disebut Remote Operated Vehicle (ROV) akan digunakan. Alat ini akan mengangkat benda-benda dalam laut yang dalam. ROV digunakan untuk banyak hal di dalam air, beberapa di antaranya untuk kepentingan eksplorasi minyak lepas pantai, termasuk perakitan pipa, elektronik, dan konstruksi.
ROV ini juga
digunakan untuk mengangkat black box Adam Air di perairan Majene Sulbar dari
kedalaman laut 2.000 meter. ROV yang digunakan untuk mengangkat AdamAir saat
itu adalah jenis ROV Remora yang bisa menjelajah hingga kedalaman 6 ribu meter.
Dengan cara mencari objek dengan sonar,
setelah itu akan dibuat peta dalam bentuk 3D setelah itu ROV akan diturunkan
untuk mengambil gambar visual berupa video dan foto.
Multibeam Echosounder
Multibeam echosounder, menurut situs National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), alat ini digunakan untuk survei di laut dalam, menentukan letak kedalaman benda seperti bangkai kapal, penghalang, dan objek-objek lainnya.
Multibeam echosounder, menurut situs National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), alat ini digunakan untuk survei di laut dalam, menentukan letak kedalaman benda seperti bangkai kapal, penghalang, dan objek-objek lainnya.
Alat ini,
seperti sistem sonar lainnya, memancarkan gelombang suara dalam bentuk kipas
yang dari langsung di bawah lambung kapal. Sistem ini mengukur dan mencatat
waktu yang dibutuhkan sinyal akustik dari transmitter atau pemancar ke dasar
laut atau objek dan kembali lagi. Dari pergerakan sinyal akustik itu, bisa
diketahui jarak kedalaman benda.
Dengan cara ini alat ini menghasilkan cakupan area luas survei. Cakupan area di dasar laut tergantung pada kedalaman air, biasanya dua sampai empat kali kedalaman air.
Side Scan Sonar
Side scan sonar adalah sistem khusus untuk mendeteksi benda-benda di dasar laut. Kebanyakan sistem pemindaian samping tidak dapat memberikan informasi mendalam.
Dengan cara ini alat ini menghasilkan cakupan area luas survei. Cakupan area di dasar laut tergantung pada kedalaman air, biasanya dua sampai empat kali kedalaman air.
Side Scan Sonar
Side scan sonar adalah sistem khusus untuk mendeteksi benda-benda di dasar laut. Kebanyakan sistem pemindaian samping tidak dapat memberikan informasi mendalam.
Seperti sonar lainnya, side scan sonar ini memancarkan energi suara dan
menganalisa sinyal kembali (echo/gaung) yang kembali dari dasar laut atau benda
lainnya. Side scan sonar biasanya terdiri dari tiga komponen dasar: towfish,
kabel transmisi, dan unit pengolahan.
Submersible Vehicle
Submersible vehicle bila diterjemahkan tentu saja berarti kendaraan selam. Namun bukan berarti ini sama dengan kapal selam. Bila diperhatikan, submersible vehicle terlihat lebih ringkas secara ukuran. Dikutip dari berbagai sumber, submersible vehicle merupakan kendaraan kecil yang didesain untuk menjangkau kedalaman lautan, bahkan hingga kedalaman bertekanan tinggi yang tak mungkin manusia bisa berada pada titik kedalaman itu.
Submersible Vehicle
Submersible vehicle bila diterjemahkan tentu saja berarti kendaraan selam. Namun bukan berarti ini sama dengan kapal selam. Bila diperhatikan, submersible vehicle terlihat lebih ringkas secara ukuran. Dikutip dari berbagai sumber, submersible vehicle merupakan kendaraan kecil yang didesain untuk menjangkau kedalaman lautan, bahkan hingga kedalaman bertekanan tinggi yang tak mungkin manusia bisa berada pada titik kedalaman itu.
Submersible vehicle tak bisa beroperasi sendiri layaknya kapal selam, melainkan
butuh 'kapal induk' yang berada di atas permukaan air. Kendaraan yang tidak
sepenuhnya otonom ini masih membutuhkan dukungan dari kapal di permukaan laut, mereka
dihubungkan oleh semacam tali atau saluran.
Submersible hanya memuat sedikit awak dengan ruang yang sempit. Kendaraan ini dirancang sedemikian rupa untuk tahan terhadap tekanan air yang tinggi di kedalaman laut. Ada pula sejenis submersible yang dinamakan marine remotely operated vehicles (MROV) yang tak menggunakan awak.
Namun demikian, submersible jenis apa yang bakal digunakan untuk mengevakuasi AirAsia? Pihak Basarnas belum jelas betul menjelaskannya. Hanya saja, submersible itu bukan ROV yang tak berawak.
Submersible hanya memuat sedikit awak dengan ruang yang sempit. Kendaraan ini dirancang sedemikian rupa untuk tahan terhadap tekanan air yang tinggi di kedalaman laut. Ada pula sejenis submersible yang dinamakan marine remotely operated vehicles (MROV) yang tak menggunakan awak.
Namun demikian, submersible jenis apa yang bakal digunakan untuk mengevakuasi AirAsia? Pihak Basarnas belum jelas betul menjelaskannya. Hanya saja, submersible itu bukan ROV yang tak berawak.
Sumber :
biasanetwork.com/biasa/mengenal-kotak-hitam-pada-pesawat-terbang/#.VNHPmCzSTLU
http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/01/apa-yang-menjadikan-kotak-hitam-pesawat-begitu-penting
Tidak ada komentar:
Posting Komentar