Penalaran adalah proses berpikir yang
bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis,
berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses
inilah yang disebut menalar.
Pengertian Dan Metode Penalaran Menurut Para Ahli - Sesuai dengan kodratnya, manusia
dibekali dengan hasrat ingin tahu. Hasrat ingin tahu dalam diri manusia akan
selalu memunculkan berbagai macam pertanyaan. Sebagai akibatnya, manusia juga
selalu berusaha mencari jawaban terhadap pertanyaan yang muncul tadi. Hasrat
ingin tahu tersebut akan terpenuhi apabila manusia memperoleh pengetahuan baru
atau mampu memecahkan masalah sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
sendiri.
Biasanya
manusia selalu berpikir jika berhadapan dengan banyak permasalahan. Akan
tetapi, tidak semua masalah membuat kita terdorong untuk memikirkannya secara
sungguh-sungguh. Kegiatan berpikir tentang sesuatu secara sunguh-sungguh
dan logis inilah yang disebut Penalaran.
Ciri-ciri
Penalaran
Berikut ini
merupakan ciri-ciri penalaran:
Adanya suatu pola berpikir yang secara luas
dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).
Sifat analitik dari proses berpikir.
Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan
langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara
analitik.
Secara detail penalaran mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
Logis, suatu penalaran harus memenuhi unsur
logis, artinya pemikiran yang ditimbang secara objektif dan didasarkan pada
data yang sahih.
Analitis, berarti bahwa kegiatan penalaran
tidak terlepas dari daya imajinatif seseorang dalam merangkai, menyusun atau
menghubungkan petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.
Rasional, artinya adalah apa yang sedang di
nalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara
mendalam.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep
adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk
proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran
menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi
dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga
bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada
proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi.
Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan
sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar
dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian
pengertian
Metode induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan
menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan
contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan
umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis.
Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab
akibat bisa juga akibat sebab.
Contoh
paragraf Induktif:
Pada saat ini remaja lebih menukai tari-tarian dari
barat seperti breakdance, Shuffle,
salsa (dan Kripton), modern dance dan lain sebagainya.
Begitupula dengan jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues, jazz, maupun
reff tarian dan kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan
beralih mengikuti tren barat. Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak
disertai dengan pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar
perlahan-lahan menggeser kesenian dan budaya tradisional.
Contoh
generalisasi:
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
∴ Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir
yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan
dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://www.seputarpengetahuan.com/2014/12/pengertian-dan-metode-penalaran-menurut.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar